Aku pernah jatuh hingga berkeping.
Menutup diri, mengutuk hati yang begitu keras kepala bertahan pada sebuah rasa yang justru semakin menghancurkannya perlahan. Logikaku menentangnya. Tapi tetap saja aku masih berdiri pada tempat yang sama. Dia (logika) seolah bekerja tapi tak ada gunanya.
Waktu terus bergulir, kepingan hati itu belum juga kembali utuh. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, bulan berganti tahun, hatu itu belum juga kembali pulih.
Seorang teman memberi nasihat, "hatimu mencintainya, jangan paksa dia untuk melupakannya. Itu akan membuat kepingan itu terpecah lagi menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil. Hatimu semakin hancur, kawan. Maka ikhlaskan dengan se genap2nya jiwa. Esok akan hadir orang yang lebih bisa menjaganya bahkan dibandingkan dirimu sendiri"
Aku tersenyum getir, "bagaimana bisa aku mengikhlaskannya? Rasa cinta dan kecewa sama kuatnya